Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya setiap tanggal 25/26 desember saudara kita yang beragamna kristen umumnya merayakan/memperingati Hari kelahiran (natal) yang didengungkan sebagai hari kelahiran yesus kristus yang bagi kita umat islam lebih dikenal dengan nabi isa A.S seorang uusan diantara utusan-utusan Allah SWT yang telah diberikan derajat yang tinggi dan termasuk salah seorang yang didekatkan kepada Allah (Q.S Ali Imran 3::45)
Perayaan hari natal ini sesungghuhnya tidak lebih sebagai sebuah tradis dan budaya gereja, bahkan nabi isa A.S atau Yesus sendiri oleh umat kristen dissnjung sebagai Tuhan(Anak Tuhan) dan hari kelahirannya ini diperiingati oleh saudara-saudara kita umat kristiani, teryata tidak tahu menahu akan tradisi natalan tersebut. .
Bagi umat islam sebelum menentukan sikap terhadap perayaan Natal tersebut, sebaiknya ,bertanya, meneliti dan mempelajatri dengan sungguh-sungguh akan hakikat perayaan tersebut. Untuk mengetahui hakikat natal tersebut ada baiknya kita simak tulisan Ds. Soesila Djojosoedarmo yang beragama Kristen dibawah ini :
Perayaan hari natal ini sesungghuhnya tidak lebih sebagai sebuah tradis dan budaya gereja, bahkan nabi isa A.S atau Yesus sendiri oleh umat kristen dissnjung sebagai Tuhan(Anak Tuhan) dan hari kelahirannya ini diperiingati oleh saudara-saudara kita umat kristiani, teryata tidak tahu menahu akan tradisi natalan tersebut. .
Bagi umat islam sebelum menentukan sikap terhadap perayaan Natal tersebut, sebaiknya ,bertanya, meneliti dan mempelajatri dengan sungguh-sungguh akan hakikat perayaan tersebut. Untuk mengetahui hakikat natal tersebut ada baiknya kita simak tulisan Ds. Soesila Djojosoedarmo yang beragama Kristen dibawah ini :
=========
SOL INVICTUS MATAHARI YANG TAK TERKALAHKAN PENETAPAN HARI NATAL“Tanggal 25-26 Desember oleh umat kristen dianggap sebagai harai kelahoiran Yesus kristus yang duipuja-puja sebagai juru selamat umat manusia. Disni dipakai kata “dianggap” sebagai hari kelahiran Yesus kristus “, yang “persis”, yang “tepat”,tidak ada oirag yang mengerauinya (hari adan Bulanya).
“menurut Klemens dari Alexandria Tuhan Yesus dilahirkan pada tanggal 25-Pachon = 20 mei. Suatu duigaan yang mungkin mendekati kebenaran. Sungguh pun demikian lama ke;lamamaan gereja meayakan juga hari natal, mula-mula pada tanggal 6 januari dimesir, sekitar abad ke III di Galia(360) dan di Sapanyol(380). Kemudian gereja dikota Roma menyiusul pada pada akhir abad ke IV, tetapi pada tanggal yang lain, yaitu ttanggal 25 Desem,ber. Dari Roma perayaan tersebut cepat sekali tersebar diseluruh italia dan didaerah-daerah lain drai dunia oppada waktu itu.
“pada waktu itu orang2 kafir mreayakan hari Sol inve, matahario yang tak terkalahkan. Pesta itu dirayakan berhubungan dengan hidupnya kembali Matahari menjkadi Dewa Istana dan negara…Geraja mau mengasai pesta kafir itu dengan merayakan hari kejadian(=Natal) Kristus poada hari yang sama dan memproklamasikan nya sebgai Terang Baru dan satu2 nya Matahari yang benar ialah Sol intitiae , Matahari Kebenran, yang dinubuatkan oleh Nabi Maleaki(Mal 4:2”Bagimu akan terbit “SURYA KEBENARAN””).
“Aabtara perayaan Natal pada tanggal 6 januari (oleh geraja2 timur dan Tanggal 25 desember (oleh gereja2 barat) akhirnnya gereja baratlah (roma)yang menang, dan semenjak itu tanggal 25 desember diterima sebagi hari Natal ( dikutip dari “menggali Apinya Natal” oleh Ds. Soesilo Djojosoedarmo dalam rubrik Renungan Natal, Sinar Harapan, 24 Desember 1976 dalam EBK No.43 Hal.3 tahun 2004).
=========
Kajian kritis terhadap kitab suci (Injil) akan lebih meyakinkan bahwa sesungguhnya Yesus lahir tidak lair pada musim dingin (winter) tanggal 25 desember, sebab tidak mungkin para pengembala ternak berada dipadang Yudea yang terasa sangat dingin sekali (lihat injil Lukas 2:8-20.pen). biasanya hewan2 ternak (domba2) dilepas dipadang pada musim panas, ini biasana terjadi senbelum bulan oktober. Jadi bila kitab injil dijadikan rujukan , maka Yesus diperklirakan lahir pada bulan september tatkla pengembala domba mengembalakan ternaknya dan tidak mungkin setelah bulan september.
Demikian, hal yang dapat disampaikan namun hal ini jangan di jadikan landasan kita sebagai umat islam untuk memerangi saudara-saudara kita yang berlainan agama, karena pada jaman Nabi Muhammad SAW pun menghormati saudara-saudara kita yang berlainan Agama dan Keyakinan. Namun, yang disyariatkan agama islam adalah untuk memerangi kebathilan.