Liga Champions memang selalu mampu memunculkan tontonan menarik. Pada musim lalu, adalah partai Barcelona versus Chelsea yang paling banyak menyedot emosi para pecinta sepak bola. Bukan hanya karena serunya laga keduanya di lapangan hijau, tetapi juga disebabkan perseteruan antara Frank Rijkaard dan Jose Mourinho yang ikut mewarnai dan memanaskan laga tersebut. Mourinho menuding Rijkaard melakukan kongkalikong dengan wasit.
Mourinho dan Rijkaard kini sudah berdamai di Liga Champions musim ini. Tetapi, liga antarklub Eropa ini tetap menyuguhkan pertandingan yang menarik. Kali ini, laga Juventus kontra Arsenal yang mungkin paling banyak menyedot emosi para penonton.
Adalah Patrick Vieira yang menjadi tokoh sentralnya. Meninggalkan Arsenal ketika sangat dibutuhkan kehadiran dirinya, Vieira meninggalkan 'luka' pada kubu Arsenal. Karena itu, kembali berlaga di Highbury dengan membela bendera Juventus, gelandang Prancis itu menanggung beban berat berhadapan dengan publik Arsenal yang membencinya. Vieira pun tidak mampu menanggung beban ketika menyaksikan kenyataan pahit bahwa Juventus kandas 0-2 di tangan klub yang membesarkan dirinya.
Vieira semakin menanggung beban berat sebab tidak dapat bermain di pertandingan kedua, di Delle Alpi, guna membalas kekalahan pahit di Highbury. Vieira terkena hukuman akumulasi kartu kuning guna melengkapi sanksi dua kartu merah yang dijatuhkan pada Gelandang Mauro Camoranesi dan defender Jonathan Zebina. Dan hasil akhir 0-0 di pertandingan kedua, ditambah Pavel Nedved yang diganjar kartu merah, duka Vieira semakin mendalam. Publik Juventus pun marah besar.
Bagi Arsenal, kemenangan atas Juventus menjadi sejarah bagi klub berjulukan The Gunners tersebut. Karena untuk kali pertama, setelah bertahun-tahun berlaga di kancah Liga Champions, Arsenal akhirnya mampu menembus babak semifinal. Setelah dipastikan gagal meraih juara Liga Primer, Liga Inggris dan FA, Arsenal kini berpeluang mencetak sejarah besar dengan menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama.
Di partai semifinal nanti, Arsenal bakal bertemu dengan klub pencetak sejarah lainnya, yakni Villarreal. Laga Liga Champions musim ini menjadi pengalaman kali pertama bagi klub berjulukan The Yellow Submarine tersebut. Dan hebatnya, di musim pertama ini pula Villarreal langsung sukses menembus babak semifinal.
Babak semifinal antara Arsenal lawan Villarreal merupakan pertandingan antara dua pencetak sejarah. Sedangkan laga Barcelona kontra AC Milan semakin mengkristalkan pertarung klub elite Spanyol dan Italia di kancah Eropa. Dan seperti pada partai final antara Milan melawan Liverpool yang membuat gregetan para penonton, partai final Liga Champions musim ini pastinya juga tidak kalah gregetan. ( dip )